Langsung ke konten utama

Doa Driver Go-Jek, Menuju Halal

"Menuju halal", dua kata favorit akhir-akhir ini. Mungkin juga menjadi harapan beberapa pasangan untuk segera menyempurnakan hubungan mereka dengan ikatan pernikahan. Postingan di blog ini pun beberapa hari terputus sebab angan menuju halal ini terjadi pada saya. Di sela-sela membaca sebuah buku yang ingin saya katamkan, seorang pria di seberang sana kerap menelepon. Membuat saya berpikir keras. Siapa dia? Nanti sajalah saya ceritakan. Saya hanya ingin bercerita sesuatu yang sedikit lebih santai.

***

Seperti biasanya, setelah dua pekan di Rabu sore, saya kembali ke Samarinda. Hari Kamis saya libur kerja. Tepat tanggal 1 Agustus, jadwal saya pulang. Dari kost, saya memesan Go-Jek untuk mengantarkan saya menuju terminal. Seorang bapak dengan pakaian casual menunggangi motor Vixion datang menjemput. Menuju terminal Batu Ampar Balikpapan, di atas motor merahnya, bapak driver ojek online (ojol) ini sedikit banyak mengajak saya ngobrol.

"Kuliah mbak?" tanyanya.

"Gak, pak. Saya kerja"

"Oh, kerja di mana?"

"Di Tribun, pak"

"Ini mau pergi kemana?"

"Pulang ke Samarinda, pak. Jadi rumah saya di Samarinda. Di sini ngekost"

"Wah, bolak-balik. Ini lagi libur?"

"Iya, pak. Lagi off"

Sudah keluar dari gang kost saya, bapak driver ojol membawa motornya agak laju. Tapi saya dengar sayup-sayup dia masih sambil bertanya, entah bercerita. Saya hanya menjawab "iya-iya" saja.

Sampai di tujuan, saya keluarkan uang Rp 50 ribu. Si bapak tersenyum.

"Gak ada kembaliannya, mbak," katanya.

Lalu kernet bus tujuan Samarinda membantu saya mencari uang pecahan. Mas-mas kernet menukarkan uang saya itu di sebuah warung, kemudian kembali memberikan pada saya.

Saya lantas membayar jasa Go-Jek ke bapak driver.

"Ini pak"

"Iya. Makasih," lalu si bapak melanjutkan dengan kalimat yang mengejutkan.

"Anaknya dibawa aja ke sini, mbak. Jadi gak bolak-balik"

"Hah?" saya keheranan. "Saya belum berkeluarga, pak"

"Oh, iya? Duh, maaf, maaf, mbak"

"Iya, gak papa, pak"

"Apalagi yang ditunggu, mbak. Sudah kerja juga"

"Nunggu dilamar lah, pak," jawabku spontan dan membuat si bapak driver ojol dan kernet bus tertawa.

Saya permisi pada bapak driver ojol untuk segera naik ke bus.

"Mari ya, pak. Terima kasih"

"Iya, sama-sama, mbak. Semoga cepat dilamar," katanya sambil tertawa. Saya pun jadi cengar-cengir mendengar doa si bapak.

Setelah mendapatkan kursi di bus, saya buka kembali handphone saya untuk memberi ranking bapak driver ojol tadi. Tidak seperti biasanya, saya menambahkan ucapan sebelum mengklik tombol submit.

"Terima kasih doanya, pak. Salam untuk keluarga di rumah," dengan menyertakan lima bintang untuk si bapak.

***

Takdir memang tidak ada yang pasti. Entah apakah bagian cerita ini adalah berkat doa bapak driver ojol, tapi setelah di Samarinda "menuju halal" yang diidam-idamkan banyak pasangan itu terjadi.

Tanggal 5 dan 6 Agustus kemarin saya sampai-sampai harus cuti kerja. Cuti ini sangat mendadak, karena tidak ada rencana apapun dengan pria yang memberi harapan "menuju halal" ini. Memang langkahnya belum 50%, tapi setidaknya pihak pria di sana sudah sangat serius dan yakin. Bapak si pria datang sendiri ke rumah menyampaikan niat baik sang anak, itu juga atas perintah nenek si pria. Duh, terharu. Doakan saja berjalan dengan baik. Seperti doa bapak driver ojol, "semoga cepat dilamar".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROLOG

Bismillah... Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pertama-tama saya mengucapkan rasa syukur masih mengingat email dan password blog ini, sebab sudah lama sekali meninggalkan dunia blogger. Beberapa platform serupa blogger pun telah banyak bermunculan, seperti tumblr yang terakhir kali eksis meskipun diblokir beberapa bulan lalu. Kedua, sebenarnya saya malu membuka kembali blog ini. Tapi dengan berbagai pertimbangan yang telah disepakati dengan seorang kawan, saya rela membongkar lagi aib di masa lalu. Sedikit saya menceritakan, blog ini telah menemani saya sejak kelas 3 SMP. Saat itu masih tahun 2009. Di usia yang masih belia, memiliki blog seperti ini rasanya sudah tergolong jenius. Dari prosesnya membuat email , dan lihat saja alamat emailku begitu berkarakter, menunjukkan siapa idolaku dulu. Lalu membuat halaman web gratis ini masih di warnet. Copy-paste HTML untuk temanya. Kemudian mempercantik halaman dengan berbagai alat seperti jam, kalender, gliter, dan yang paling

Pikiran Kosong

Sering kali diam. Sering kali tak terlihat ingin belas kasih. Sering kali tenggelam sendiri dalam pikiran-pikiran bijak. "Aku mampu. Aku bisa," kata hati. Hidupku sulit. Hidupku rumit. Semoga kau menerima.

Hujan Belatung

Atap rumah bocor lalu air menetes saat hujan deras pasti sudah biasa. Tapi bagaimana jika yang menetes dari atap ke lantai adalah belatung? Peristiwa ini pernah saya alami saat masih menjadi anak kost di Samarinda. Saya ngekost bersama Jayanti, karena sama-sama dari Tarakan. Kami juga sudah bersahabat sejak lama. Dari SMP. Iya, geng CS2G. Hehehe Saya dan Jayanti teman sekamar. Kami ngekost di daerah Pramuka, dekat dengan kampus. Kost itu di bilangan Pramuka 17. Kost dua lantai yang punya banyak kenangan. Kami tinggal di kamar khusus untuk dua orang. Kamar itu baru dibangun dan beda dari yang lain. Awalnya ruangan yang akhirnya menjadi kamar itu adalah sebuah dapur. Karena menurut pemilik kost, dapurnya terlalu luas dan tidak banyak yang menggunakan. Alhasil, disulaplah ruangan itu menjadi sebuah kamar dengan dinding yang telah dihiasi keramik-keramik berwana biru. Jika ada yang pernah berkunjung kamar kost kami, pasti mengatakan seperti kamar mandi. *** Malam itu hujan turun. Ka

Satu Hari Yang Melelahkan

Sabtu, 12 September 2009 adalah hari dimana kegiatan terasa menyenangkan buat Q. Karena pada hari sebelumnya, Jum'at,11 September 2009 pengumuman penyaringan TIM Website diumumkan dan aQ akhirnya bisa lolos juga. Setelah apa yang aQ alami sebelumnya, di tes pertama aQ gagal, tapi kobar semangat Q tak membuatku menyerah ! aQ tetap berusaha dengan menjadi Maganger . (Ciaa,eLLahhh... Kata-katanya tuch bhe !! ^^) Jadi, untuk yang terpilih menjadi TIM Website yang di beri nama " We PiaRCy" (Website Programing Revolution Communuty) akan mengikuti piknik bukan sekedar piknik, tapi juga belajar ke Amal dan dilanjutkan dengan buka bersama di Lab.Komputer SMA N 1 Tarakan . Dengan membayar 20 ribu per orang (tidak membawa kendaraan) dan 15 ribu per orang (bawa kendaraan) sangat puas rasanya. Ditambah lagi berkumpul dengan orang-orang yang menurutQ super asik. Pukul 14.30 kami sudah bersiap di sekolah untuk pergi ke Amal. Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, aQ yang dibo