Langsung ke konten utama

Postingan

H-1 Sindrom

Punya sindrom tidak? Saya tidak tahu apakah pengalaman saya ini bisa dikategorikan sebagai sindrom atau bukan. Phobia juga bukan, karena bukan hal yang ditakuti. Tapi sebelum lebih jauh, kita ketahui dulu pengertian sindrom. Menurut wikipedia.org, dalam ilmu kedokteran, sindrom adalah kumpulan dari beberapa ciri-ciri klinis, tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul bersamaan. Kumpulan ini dapat meyakinkan dokter dalam menegakkan diagnosis. Istilah sindrom dapat digunakan hanya untuk menggambarkan berbagai karakter dan gejala, bukan diagnosa. Namun kadang-kadang, beberapa sindrom dijadikan nama penyakit contohnya, down sindrom. Tapi saya tidak mengalami down sindrom, bukan, bukan. Saya kerap kali mengalami muntah mendadak ketika keesokan harinya ada momen tertentu yang membebani pikiran saya. Tidak ada tanda-tanda yang terjadi pada tubuh saya ketika akan mengalami hal ini. Namun, setelah muntah yang tiba-tiba itu, dokter selalu mendiagnosa saya mengalami "...

Diracuni Drama Korea

Saya salah satu orang yang telat demam drama Korea (drakor). Selain karena malas duluan melihat drakor berepisode-episode, saya juga tidak punya banyak waktu untuk menyaksikan. Waktu itu sudah masa kuliah, tahun 2012. Jayanti sudah lebih dulu mengikuti perkembangan perdrakoran. Beda dengan saya yang tontonannya masih Doraemon. *** Pertengahan tahun 2013, orangtua saya pindah ke Samarinda. Saya tidak lagi ngekost bareng Jayanti. Saya mengontrak rumah dengan orangtua saya, sampai pada 2015 sudah menempati rumah sendiri di Suryanata, Samarinda. April 2016 saya pendadaran. Kuliah saya selesai. Tidak banyak kegiatan yang saya lakukan sembari menunggu jadwal wisuda. Tahun itu, para pecinta drakor disihir dengan drama berjudul Descendants of The Sun (DOTS). Media sosial pun dihebohkan dengan meme-meme dari drama DOTS itu. Yang tadinya tidak menyukai drakor pun tiba-tiba tertarik menyaksikan, karena terhipnotis dengan ketampanan Song Joong Ki, bintang utama drama tersebut. Song Joong K...

Hujan Belatung

Atap rumah bocor lalu air menetes saat hujan deras pasti sudah biasa. Tapi bagaimana jika yang menetes dari atap ke lantai adalah belatung? Peristiwa ini pernah saya alami saat masih menjadi anak kost di Samarinda. Saya ngekost bersama Jayanti, karena sama-sama dari Tarakan. Kami juga sudah bersahabat sejak lama. Dari SMP. Iya, geng CS2G. Hehehe Saya dan Jayanti teman sekamar. Kami ngekost di daerah Pramuka, dekat dengan kampus. Kost itu di bilangan Pramuka 17. Kost dua lantai yang punya banyak kenangan. Kami tinggal di kamar khusus untuk dua orang. Kamar itu baru dibangun dan beda dari yang lain. Awalnya ruangan yang akhirnya menjadi kamar itu adalah sebuah dapur. Karena menurut pemilik kost, dapurnya terlalu luas dan tidak banyak yang menggunakan. Alhasil, disulaplah ruangan itu menjadi sebuah kamar dengan dinding yang telah dihiasi keramik-keramik berwana biru. Jika ada yang pernah berkunjung kamar kost kami, pasti mengatakan seperti kamar mandi. *** Malam itu hujan turun. Ka...

Menjawab yang Penasaran

Assalamu’alaikum Wr. Wb.. Selamat malam Terima kasih bagi siapa-siapa saja yang telah mengunjungi blog ini. Maaf karena belum bisa mengembangkan cerita. Tapi syukur saya ucapkan, Alhamdulillah. Dua pekan berupaya konsisten mem-posting tulisan membuat saya cukup puas dengan pengunjungnya. Tidak ada target pengunjung sama sekali ketika saya mulai mengetikan prolog di blog ini. Hanya beberapa teman yang meminta untuk melanjutkan menulis dengan gaya saya sendiri. Ternyata konsisten itu sulit. Di tengah-tengah kesibukan bekerja, setiap hari saya memikirkan tema apa yang akan saya ceritakan. Hingga pada akhirnya, saya menuliskan jadwal untuk tema-tema yang akan saya angkat selama dua pekan ke depan. Sejak dua hari yang lalu, statistik pengunjung di blog saya berubah. Cukup tinggi. Terhitung hingga hari ini sudah ada dua ribu lebih viewers yang tercatat. Sebenarnya bukan apa-apa, tapi seperti yang saya katakan di awal, saya tidak punya target. Mendapati pembaca dalam sehari 2...

Mensyukuri Penderitaan

Apa yang bisa membuatmu memaknai hidup? Uang? Pasangan? Pasangan yang punya uang? Bukan! Ada yang lebih berharga untuk dihargai lebih dari materi. Penderitaan. Ketika kita menginjakkan kaki di bumi, sudah ada janji yang telah disepakati dengan Sang Pencipta. Jika kesepakatan itu kita tolak, tidak akan kita terlahir di dunia ini. Itulah yang dinamakan takdir. Tapi takdir tidak serta merta melaksanakan tugasnya jika kita tidak memilih jalan mana yang ingin dilalui. Setelah memilih, takdir akan mengikuti. Saya memilih untuk bekerja di Balikpapan. Jauh dari rumah, jauh dari keluarga. Saya kurang yakin, apakah jarak antara Samarinda dan Balikpapan masih bisa disebut merantau. Tapi di sini, saya hidup lebih mandiri. Saya ngekost, berhemat, menangani masalah keuangan sendiri. Takdirnya, hidup di Balikpapan itu berat. Makanan serba mahal. Sesekali saya bisa makan enak dari satu rumah makan ke rumah makan yang lain. Nongkrong dari satu kafe ke kafe yang lain. Tapi tidak melulu seperti itu. ...