Langsung ke konten utama

Menjawab yang Penasaran

Assalamu’alaikum Wr. Wb..

Selamat malam

Terima kasih bagi siapa-siapa saja yang telah mengunjungi blog ini. Maaf karena belum bisa mengembangkan cerita. Tapi syukur saya ucapkan, Alhamdulillah. Dua pekan berupaya konsisten mem-posting tulisan membuat saya cukup puas dengan pengunjungnya.

Tidak ada target pengunjung sama sekali ketika saya mulai mengetikan prolog di blog ini. Hanya beberapa teman yang meminta untuk melanjutkan menulis dengan gaya saya sendiri. Ternyata konsisten itu sulit. Di tengah-tengah kesibukan bekerja, setiap hari saya memikirkan tema apa yang akan saya ceritakan. Hingga pada akhirnya, saya menuliskan jadwal untuk tema-tema yang akan saya angkat selama dua pekan ke depan.

Sejak dua hari yang lalu, statistik pengunjung di blog saya berubah. Cukup tinggi. Terhitung hingga hari ini sudah ada dua ribu lebih viewers yang tercatat. Sebenarnya bukan apa-apa, tapi seperti yang saya katakan di awal, saya tidak punya target. Mendapati pembaca dalam sehari 2-3 orang saja syukur, apalagi puluhan.



Khususnya pada postingan Perpisahan Bermartabat, dalam hitungan jam setelah saya posting, artikel itu sudah dibaca 40 kali. Statistiknya sangat tinggi pada tengah malam. Padahal saya hanya membagikan postingan saya di Twitter dan teman-teman dekat saja. Jadi terima kasih untuk yang membaca lalu membagikannya kembali.

Siapa pun kalian di balik dua ribu lebih pengunjung ini, saya sangat sangat berterima kasih. Sepertinya tulisan-tulisan ini memang butuh penikmat, pengkritik, atau mungkin haters (katanya sih kalau punya haters bisa lebih cepat viral). Siapa pun kalian yang nyasar, dipaksa datang, sengaja datang, atau memang selalu menunggu semoga pesan-pesan pada tulisan saya sampai di hati pembaca sekalian yang budiman lagi dermawan.

***

Jadi malam ini saya akan menjawab beberapa pertanyaan teman di chat pribadi. Tidak semua yang membaca mengenal siapa sosok-sosok dalam tulisan saya, makanya beberapa ada yang bertanya-tanya.

Pertanyaan (P): Bowo itu wartawan?

Jawab (J): Iya. Tapi jangan dicari. Orangnya sudah pindah ke tempat asalnya. Katanya, Samarinda penuh duka.

P: Pernah alay mbak? (+ emoji ngakak gitu)
J: Pasti niatnya ngolok postingan lawas kan? Jadi moodbooster banget kan? Ya sudah nikmati saja, semoga terhibur.

P: Seriusan beliin tiket Sheila On 7? Supaya apa?
J: Saya visioner. Karena yakin Bowo kembali dengan My Mind, kalau mereka menikah saya tidak mungkin datang. Pun tidak diundang, pasti diajak teman-teman satu kantor. Jadi sebelum itu terjadi, saya sudah lebih dulu ngasih amplop. Kalau biasanya di pernikahan, tamu ngasih amplop isi uang, voucher makan, atau voucher hotel, saya ngasih tiket konser.

P: Kak Riko apa kabarnya?
J: Wah, dia baik-baik saja. Dia sudah berbahagia dengan hidupnya.

P: Kenapa gak balikan aja sama Kak Riko, kan dia smart gitu?
J: Intinya berbeda arah mata angin. Dia menunggu datangnya malam, saat saya menanti fajar. (Inspired by Tulus – Pamit)

P: Sudah move on?
J: Move on itu kata kerja. Tidak bisa diungkapkan. Cukup dilakukan dan dibuktikan. Kecuali kamu bertanya, sudah cantik? Saya akan menjawab, “emang lagi syantik”.

P: Sudah punya yang baru?
J: Move on itu tidak dibuktikan dengan sudah punya yang baru atau belum. Saya sedang tidak main cabutan atau asal ada.

P: Kenapa yakin banget Bowo kembali dengan My Mind?
J: Karena mereka pacaran sudah 7 tahun. Itu sangat lama. Bowo hanya tersesat (khilaf), mungkin dia telah menemukan jalan pulang.

P: Terus mereka putus gara-gara kamu?
J: Bolehkah saya menjawabnya dengan hasil analisa saya yang telah dipersentasekan?
50% : Bowo bosan
30% : Bowo coba-coba
10% : gara-gara saya
10% : kondisi yang sulit dijelaskan dengan nalar

P: Michel kenapa pergi?
J: Kembali ke kampungnya. Anggap saja dia sedang sakit keras. Lain kali saya ceritakan lebih detail.

P: Sama Bowo masih kontekan?
J: Sudah tidak lagi, kecuali ada yang urgent.

P: Kalau sama Kak Riko dan Michel?
J: Sama Kak Riko tidak terlalu, hanya saja kami tidak pernah saling unfollow media sosial. Jadi apapun kabarnya biasanya tahu-tahu saja dari medsos, kadang saya sih yang suka usil. Karena saya memang usil. Tapi kalau Kak Riko, seperti cerita mama, dia masih beberapa kali berkabar lewat Facebook. Begitu juga Michel, orangtuanya masih sering mengabari saya, malah berkunjung ke rumah. Begitu lebih baik kan? Kami sih, mantan-mantan tanpa dendam.

P: Dari tiga-tiganya baik mana?
J: Baik semua dong. Pernah berhubungan lama ataupun sebentar, pasti ada kebaikan yang dilakukan. Meninggalkan itu tidak jahat, ditinggalkan itu tidak miris-miris amat. Hidup terus berputar kan?

P: Gak ngerasa awkward sama Bowo, kan sekantor?
J: Beda. Satu perusahaan, satu tim, tapi beda lokasi kerja. Saya di Balikpapan, Bowo di Samarinda. Sudah tidak pernah bertemu. Kalaupun bertemu, paling dia yang canggung. Saya sih hobinya tertawa.

P: Kenapa menuliskan tentang mereka?
J: Agar mereka abadi di tulisan-tulisan ini saja. Tidak lagi di hati dan pikiran saya.

P: Kira-kira Bowo baca?
J: Saya kurang tahu. Haruskah saya tanyakan? Untuk saat ini saya hanya berteman dengan dia di Facebook saja. Pun dia membaca, berarti ada yang memberikan linknya ke dia, atau dia memang ingin tahu.

P: Kalau yang baca My Mind?
J: Dia pasti memahami kalau ini cerita masa lalu. Dia pasti menganggap seperti membaca novel Raditya Dika.

P: Gak mau dibukukan?
J: Mau banget! Project tahun depan. Doakan saja naskah-naskahnya terkumpul dengan baik sampai akhir tahun, dan saya tetap konsisten. Nanti di edit lagi, lalu mencari penerbit yang meskipun dengan khilaf menerima. Saya akan mencari dukun terbaik hehehe. Bercanda.

Kalau masih ada yang membuat penasaran, hubungi saja saya baik-baik. Ngajak ngopi lebih asyik.

Salam hangat...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROLOG

Bismillah... Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pertama-tama saya mengucapkan rasa syukur masih mengingat email dan password blog ini, sebab sudah lama sekali meninggalkan dunia blogger. Beberapa platform serupa blogger pun telah banyak bermunculan, seperti tumblr yang terakhir kali eksis meskipun diblokir beberapa bulan lalu. Kedua, sebenarnya saya malu membuka kembali blog ini. Tapi dengan berbagai pertimbangan yang telah disepakati dengan seorang kawan, saya rela membongkar lagi aib di masa lalu. Sedikit saya menceritakan, blog ini telah menemani saya sejak kelas 3 SMP. Saat itu masih tahun 2009. Di usia yang masih belia, memiliki blog seperti ini rasanya sudah tergolong jenius. Dari prosesnya membuat email , dan lihat saja alamat emailku begitu berkarakter, menunjukkan siapa idolaku dulu. Lalu membuat halaman web gratis ini masih di warnet. Copy-paste HTML untuk temanya. Kemudian mempercantik halaman dengan berbagai alat seperti jam, kalender, gliter, dan yang paling

Pikiran Kosong

Sering kali diam. Sering kali tak terlihat ingin belas kasih. Sering kali tenggelam sendiri dalam pikiran-pikiran bijak. "Aku mampu. Aku bisa," kata hati. Hidupku sulit. Hidupku rumit. Semoga kau menerima.

Doa Driver Go-Jek, Menuju Halal

"Menuju halal", dua kata favorit akhir-akhir ini. Mungkin juga menjadi harapan beberapa pasangan untuk segera menyempurnakan hubungan mereka dengan ikatan pernikahan. Postingan di blog ini pun beberapa hari terputus sebab angan menuju halal ini terjadi pada saya. Di sela-sela membaca sebuah buku yang ingin saya katamkan, seorang pria di seberang sana kerap menelepon. Membuat saya berpikir keras. Siapa dia? Nanti sajalah saya ceritakan. Saya hanya ingin bercerita sesuatu yang sedikit lebih santai. *** Seperti biasanya, setelah dua pekan di Rabu sore, saya kembali ke Samarinda. Hari Kamis saya libur kerja. Tepat tanggal 1 Agustus, jadwal saya pulang. Dari kost, saya memesan Go-Jek untuk mengantarkan saya menuju terminal. Seorang bapak dengan pakaian casual menunggangi motor Vixion datang menjemput. Menuju terminal Batu Ampar Balikpapan, di atas motor merahnya, bapak driver ojek online (ojol) ini sedikit banyak mengajak saya ngobrol. "Kuliah mbak?" tanyanya.

Hujan Belatung

Atap rumah bocor lalu air menetes saat hujan deras pasti sudah biasa. Tapi bagaimana jika yang menetes dari atap ke lantai adalah belatung? Peristiwa ini pernah saya alami saat masih menjadi anak kost di Samarinda. Saya ngekost bersama Jayanti, karena sama-sama dari Tarakan. Kami juga sudah bersahabat sejak lama. Dari SMP. Iya, geng CS2G. Hehehe Saya dan Jayanti teman sekamar. Kami ngekost di daerah Pramuka, dekat dengan kampus. Kost itu di bilangan Pramuka 17. Kost dua lantai yang punya banyak kenangan. Kami tinggal di kamar khusus untuk dua orang. Kamar itu baru dibangun dan beda dari yang lain. Awalnya ruangan yang akhirnya menjadi kamar itu adalah sebuah dapur. Karena menurut pemilik kost, dapurnya terlalu luas dan tidak banyak yang menggunakan. Alhasil, disulaplah ruangan itu menjadi sebuah kamar dengan dinding yang telah dihiasi keramik-keramik berwana biru. Jika ada yang pernah berkunjung kamar kost kami, pasti mengatakan seperti kamar mandi. *** Malam itu hujan turun. Ka

Satu Hari Yang Melelahkan

Sabtu, 12 September 2009 adalah hari dimana kegiatan terasa menyenangkan buat Q. Karena pada hari sebelumnya, Jum'at,11 September 2009 pengumuman penyaringan TIM Website diumumkan dan aQ akhirnya bisa lolos juga. Setelah apa yang aQ alami sebelumnya, di tes pertama aQ gagal, tapi kobar semangat Q tak membuatku menyerah ! aQ tetap berusaha dengan menjadi Maganger . (Ciaa,eLLahhh... Kata-katanya tuch bhe !! ^^) Jadi, untuk yang terpilih menjadi TIM Website yang di beri nama " We PiaRCy" (Website Programing Revolution Communuty) akan mengikuti piknik bukan sekedar piknik, tapi juga belajar ke Amal dan dilanjutkan dengan buka bersama di Lab.Komputer SMA N 1 Tarakan . Dengan membayar 20 ribu per orang (tidak membawa kendaraan) dan 15 ribu per orang (bawa kendaraan) sangat puas rasanya. Ditambah lagi berkumpul dengan orang-orang yang menurutQ super asik. Pukul 14.30 kami sudah bersiap di sekolah untuk pergi ke Amal. Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, aQ yang dibo