Langsung ke konten utama

Hujan Belatung

Atap rumah bocor lalu air menetes saat hujan deras pasti sudah biasa. Tapi bagaimana jika yang menetes dari atap ke lantai adalah belatung? Peristiwa ini pernah saya alami saat masih menjadi anak kost di Samarinda. Saya ngekost bersama Jayanti, karena sama-sama dari Tarakan. Kami juga sudah bersahabat sejak lama. Dari SMP. Iya, geng CS2G. Hehehe

Saya dan Jayanti teman sekamar. Kami ngekost di daerah Pramuka, dekat dengan kampus. Kost itu di bilangan Pramuka 17. Kost dua lantai yang punya banyak kenangan. Kami tinggal di kamar khusus untuk dua orang. Kamar itu baru dibangun dan beda dari yang lain. Awalnya ruangan yang akhirnya menjadi kamar itu adalah sebuah dapur. Karena menurut pemilik kost, dapurnya terlalu luas dan tidak banyak yang menggunakan. Alhasil, disulaplah ruangan itu menjadi sebuah kamar dengan dinding yang telah dihiasi keramik-keramik berwana biru. Jika ada yang pernah berkunjung kamar kost kami, pasti mengatakan seperti kamar mandi.

***

Malam itu hujan turun. Kamar kami bocor. Seperti biasa, kami menadah air yang menetes dengan sebuah ember. Lalu tidur diiringi tetesan air di dalam kamar. Paginya, suara tetesan itu masih terdengar, tapi masih saya dan Jayanti abaikan. Hari itu kawasan Pramuka, dan di luar kost sudah terlihat genangan air. Lagi-lagi banjir.

Pagi itu saya sedang terburu-buru karena akan mengurus beasiswa dengan Kak Riko. Saya duduk di lantai mempersiapkan beberapa berkas. Ketika saya berdiri dan ingin mengambil sesuatu dari kotak yang terletak di dekat lemari milik Jayanti, beberapa binatang tak berkaki, berukuran kecil, berwarna putih menggeliat-geliat di sekitar situ.

"Aaaaa... Ih, ih, apa tuh? Yan, Yan, belatung Yan," kataku sambil berteriak-teriak.

"Haahh... Haahh??" Jayanti kebingungan.

"Gimana nih? Gimana nih? Kok bisa? Dari atas situ ya?" tanyaku.

"Pantas aja suara netesnya gak berhenti, ternyata yang netes belatung," Jayanti ngomong sambil bergidik geli.

"Hiii... Hiii..."

"Kasih tau ayah," suruh Jayanti memberi tahu bapak pemilik kost.

"Iya lah yuk kasih tau"

Kami pun memberi tahu ayah. Tapi ayah masih ada pekerjaan lain. Kami harus menunggu. Saya juga sudah harus pergi bersama Kak Riko. Dan Jayanti, dia mengungsi ke kamar Ningsih.

Keadaan kamar kami porak poranda. Belatung semakin banyak menghujani kamar kost itu. Belatung-belatung itu jatuh dari satu titik plafon, lalu mereka merayap-rayap ke semua sudut kamar kami.

***

Saat saya kembali ke kost, ayah baru mau beraksi. Ayah memakai helm, membawa semprotan pembasmi serangga dan kantong plastik. Entah apa alasannya ayah menggunakan helm, seharusnya dia menggunakan masker kan? Ayah naik ke atas plafon dengan tangga. Katanya di atas plafon itu ada bangkai tikus yang sudah membusuk. Dengan cekatan, ayah mengeksekusi bangkai tikus penyebab hujan belatung di kamar saya dan Jayanti.

Ningsih yang melihat peristiwa itu pun heran, tapi dia juga tertawa.

"Bisanya kamar kalian dihujanin belatung. Hahahahahaa"

"Itulah. Ada bangkai tikus lagi di atas tu. Tapi gak ada bau bangkai kok dari kemaren. Aneh," kataku.

Selama semalam kami pun tidur di kamar Ningsih. Kamar korban hujan belatung itu kami esolasi. Sebelum keluar dari kamar itu, seluruh sudut ruangan, bahkan titik tempat belatung itu berjatuhan saya semprot dengan pembasmi serangga. Keesokan harinya, saat saya membuka kamar, belatung-belatung tersebut telah berubah warna menjadi coklat. Mereka mati dan mengering. Yah, waktunya membersihkan kamar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROLOG

Bismillah... Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pertama-tama saya mengucapkan rasa syukur masih mengingat email dan password blog ini, sebab sudah lama sekali meninggalkan dunia blogger. Beberapa platform serupa blogger pun telah banyak bermunculan, seperti tumblr yang terakhir kali eksis meskipun diblokir beberapa bulan lalu. Kedua, sebenarnya saya malu membuka kembali blog ini. Tapi dengan berbagai pertimbangan yang telah disepakati dengan seorang kawan, saya rela membongkar lagi aib di masa lalu. Sedikit saya menceritakan, blog ini telah menemani saya sejak kelas 3 SMP. Saat itu masih tahun 2009. Di usia yang masih belia, memiliki blog seperti ini rasanya sudah tergolong jenius. Dari prosesnya membuat email , dan lihat saja alamat emailku begitu berkarakter, menunjukkan siapa idolaku dulu. Lalu membuat halaman web gratis ini masih di warnet. Copy-paste HTML untuk temanya. Kemudian mempercantik halaman dengan berbagai alat seperti jam, kalender, gliter, dan yang paling

Pikiran Kosong

Sering kali diam. Sering kali tak terlihat ingin belas kasih. Sering kali tenggelam sendiri dalam pikiran-pikiran bijak. "Aku mampu. Aku bisa," kata hati. Hidupku sulit. Hidupku rumit. Semoga kau menerima.

Doa Driver Go-Jek, Menuju Halal

"Menuju halal", dua kata favorit akhir-akhir ini. Mungkin juga menjadi harapan beberapa pasangan untuk segera menyempurnakan hubungan mereka dengan ikatan pernikahan. Postingan di blog ini pun beberapa hari terputus sebab angan menuju halal ini terjadi pada saya. Di sela-sela membaca sebuah buku yang ingin saya katamkan, seorang pria di seberang sana kerap menelepon. Membuat saya berpikir keras. Siapa dia? Nanti sajalah saya ceritakan. Saya hanya ingin bercerita sesuatu yang sedikit lebih santai. *** Seperti biasanya, setelah dua pekan di Rabu sore, saya kembali ke Samarinda. Hari Kamis saya libur kerja. Tepat tanggal 1 Agustus, jadwal saya pulang. Dari kost, saya memesan Go-Jek untuk mengantarkan saya menuju terminal. Seorang bapak dengan pakaian casual menunggangi motor Vixion datang menjemput. Menuju terminal Batu Ampar Balikpapan, di atas motor merahnya, bapak driver ojek online (ojol) ini sedikit banyak mengajak saya ngobrol. "Kuliah mbak?" tanyanya.

Satu Hari Yang Melelahkan

Sabtu, 12 September 2009 adalah hari dimana kegiatan terasa menyenangkan buat Q. Karena pada hari sebelumnya, Jum'at,11 September 2009 pengumuman penyaringan TIM Website diumumkan dan aQ akhirnya bisa lolos juga. Setelah apa yang aQ alami sebelumnya, di tes pertama aQ gagal, tapi kobar semangat Q tak membuatku menyerah ! aQ tetap berusaha dengan menjadi Maganger . (Ciaa,eLLahhh... Kata-katanya tuch bhe !! ^^) Jadi, untuk yang terpilih menjadi TIM Website yang di beri nama " We PiaRCy" (Website Programing Revolution Communuty) akan mengikuti piknik bukan sekedar piknik, tapi juga belajar ke Amal dan dilanjutkan dengan buka bersama di Lab.Komputer SMA N 1 Tarakan . Dengan membayar 20 ribu per orang (tidak membawa kendaraan) dan 15 ribu per orang (bawa kendaraan) sangat puas rasanya. Ditambah lagi berkumpul dengan orang-orang yang menurutQ super asik. Pukul 14.30 kami sudah bersiap di sekolah untuk pergi ke Amal. Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, aQ yang dibo