Selamat malam...
Berhubung saya baru memulai kembali kisah saya di blog ini, ada baiknya kita berkenalan lebih dekat. "Lihat segalanya, lebih dekat. Dan kau bisa menilai, lebih bijaksana," seperti kutipan lagu Lihatlah Lebih Dekat yang dilantunkan Sherina Munaf sewaktu kecil di film Petualangan Sherina.
Saya akan memperlihatkan revolusi yang terjadi pada diri saya dari masa ke masa hingga saat ini. Postingan ini akan membongkar beberapa aib, tapi saya berniat untuk menghibur.
Oke, siap-siap! Saya memulai satu persatu...
1. Masih Bayi
Nah, ini saya sewaktu masih bayi. Bisa dilihat kan? Saya yang digendong dengan wanita berkerudung ungu.
Saya lahir di Tarakan (Kalimantan Utara), 23 Februari 1994. Dua wanita yang ada di dalam foto ini adalah tante saya. Eh, ternyata ada tiga, yang di belakang nyelip itu juga tante saya.
Tante saya yang menggendong saya kecil ini sudah memiliki tiga anak, sementara yang di sebelahnya (kerudung kuning) memiliki 2 orang anak. Saat itu, mereka masih sekolah setingkat SMA. Entah saat itu usia saya berapa bulan, tapi menggemaskan bukan?
2. Harry Potter
Waktu masih kecil suka bergaya. Apalagi saya anak perempuan dan anak pertama, mama saya suka macem-macemin dan mengabadikan perkembangan saya dengan sebuah tustel. Yang kalau motret harus pakai roll film, kemudian dicuci dulu. Jadi sewaktu bayi hingga anak-anak, terabadikanlah saya dalam album foto.
Saya bahkan tak ingat, sudah pernah memakai kacamata Harry Potter sebelum mengenal siapa itu Harry Potter. Saat kelas 3 SD (tahun 2003), baru saya tahu Harry Potter dari film pertamanya yang diadaptasi dari novel karangan J.K Rowling itu. Semasa SD, saya juga masih buta pengetahuan tentang Harry Potter. Dulu kusangka, sekolah sihir itu benar-benar ada, karena terlihat begitu nyata. Padahal jika kembali diamati film pertama Harry Potter, efeknya masih kasar. Apalagi dibagian saat Harry bertanding Quidditch untuk pertama kalinya. Jelas banget itu animasi.
Mengenal Harry Potter itu saat kelas 1 SMP (2006-2007), saat saya baru menyukai novel. Oleh tante saya yang menggendong saya di foto pertama, diberikanlah novel Harry Potter pertama, Harry Potter and The Sorcerers Stone (Harry Potter dan Batu Bertuah). Mulai dari situlah saya mencintai dunia sihir, kemudian mengumpulkan majalah Bobo edisi khusus Harry Potter setiap ada terbitan.
Kalau foto yang ini perlu sedikit diblur. Karena seperti yang sudah saya katakan, mama saya suka mengabadikan foto saya dengan gaya yang bermacam-macam. Yang ini hanya dengan celana dalam. 😒
Foto ini saat usia saya sudah 5 tahun, dan telah menginjakan kaki di Taman Kanak-kanak (TK).
Nah, kalau yang ini....
Harry Potter sesungguhnya. Daniel Radcliffe kecil, masih sangat menggemaskan.
3. Topi Gaul Sejuta Umat
Foto ini diambil saat kelulusan Sekolah Dasar. Perpisahan kami lakukan di Pantai Amal, Tarakan tahun 2006.
Saya alumni SD Negeri 003 Tarakan. Bisa tebak saya yang mana? Saya yang duduk di bawah, ketiga dari kanan atau kiri sama saja. Mengenakan baju kaus berwarna kuning, celana jeans selutut, dan topi gaul sejuta umat.
Entah bagaimana ceritanya, topi model seperti itu amat sangat digemari di masa itu. Topi berjenis Trucker (berjala di belakangnya) itu bertuliskan brand-brand seperti Billabong dan Roxy. Anak-anak yang sedang dalam masa peralihan menuju remaja, serta melek mode pasti punya topi sejenis di zamannya. Jadi, biarlah kusebut topi itu sebagai topi sejuta umat. Karema bisa dilihat sendiri, beberapa temanku memakainya
Foto yang satu ini diambil di sekolah setelah pulang dari Pantai Amal. Saya yang paling kanan dengan topi sejuta umat itu, pasti sudah bisa dikenali kan?
4. Geng-gengan Zaman SMP
Percayalah di masamu SMP, kamu memiliki geng. Begitu pula saya. Foto ini merupakan kolase saat SMP kelas 1 dan kelas 2. Foto paling atas beberapa teman sekelasku di kelas 7-1. Kelas 7-1? Jelas, saya anak kelas unggulan di SMP Negeri 2 Tarakan.
Foto ini hasil scan, sebab dulu masih diambil menggunakan kamera tustel. Entah di mana klise foto-foto ini.
Sudah bisakah menebak saya berada di mana pada gambar ini? Pada foto atas, saya yang duduk berdua sebelah kanan. Rambut keriting, dikuncir, poni awut-awutan.
Sementara di bawahnya, dua foto berbingkai itu saya dengan geng CS2G. Jika ada yang iseng scroll arsip saya sampai bawah, kalian akan mengetahui apa itu CS2G. Semoga tidak ada yang melakukannya.
Memiliki geng kala itu merupakan kewajiban tak tertulis, tak berdasar, dan tak ada niat, tapi pasti akan terbentuk. Di kelas 2 SMP, ada sekitar 5 geng dalam satu kelas saya. Gunanya geng saat itu sebagai teman bermain dan belajar. Saya rasa sampai sekarang pun masih berlaku. Sebab rasa nyaman dengan seseorang, tak bisa dihindari begitu saja. Syukurnya, kami masih bersahabat hingga saat ini.
Membingkai foto bersama geng dan mencetaknya, menjadi trend di tahun 2007 ke atas. Dan yang paling membanggakan ketika foto bersama, selalu ada saja kalimat, "We are best friends", "Together Forever". Masih punya?
5. Pipi yang Dikembangkan
Tahun 2009, saya masuk SMA Negeri 1 Tarakan. Di kelas 10-C saya ditempatkan.
Tidak banyak yang spesial dengan foto ini, tapi di zaman itu gaya berfoto yang paling ikonik adalah gaya mengembangkan pipi dan bibir dimaju-majuin, sekarang dikenal dengan istilah duck face. Seperti teman saya yang paling kanan. Saya yang duduk paling depan dengan bando biru.
Entah apa yang menjadi spesial dengan pipi yang dibuat mengembang dan duck face? Apakah terlihat lebih menggemaskan?
Kalau di foto ini, saya yang mengalungkan sweater ungu.
Kalau mengembangkan pipi dan duck face terlihat menggemaskan, saya juga mencobanya.
Baik, sekian dulu cerita saya malam ini. Tidak ada yang lebih membahagiaan selain mengenang masa kecil hingga sekolah. Melihat foto-foto ini masih tersimpan rapi, rasa-rasanya cepat sekali waktu berlalu.
Kegiatan menulis seperti ini pun sudah harus dibagi dengan pekerjaan yang lebih prioritas.
Besok akan saya lanjutkan bercerita saat saya kelas 2 SMA. Saat itulah menulis menjadi bagian penting dalam hidup saya, hingga akhirnya kini berprofesi menjadi seorang wartawan meskipun bukan profesional. Bagaimana ceritanya, ditunggu saja jika masih berkenan mengunjungi.
Salam hangat...
Komentar
Posting Komentar